Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya..... Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir..... Penyesalan akan hari kemaren, dan ketakutan akan hari esok adalah dua pencuri yang mengambil kebahagiaan saat ini.....Mereka bisa, karena mereka pikir, mereka bisa.....Bibit kepercayaan yang paling kecil masih lebih baik dari buah kebahagiaan yang terbesar

Sabtu, 14 Agustus 2010

Lebih Mengenal Sifat Nila

Pertanyaan :
Bapak / Ibu redaksi, saya ingin mencoba budidaya ikan Nila atau Mujair. Katanya ikan ini sangat menguntungkan untuk dipelihara. Saya juga mendengar bahwa ikan ini bisa dijantankan dan tumbuhnya lebih cepat. Tetapi saya tidak mengerti maksudnya. Mohon informasi lebih banyak tentang ikan ini. Terima kasih.

Jawaban :
Ikan Nila berbeda jenis dengan ikan Mujair tetapi masih satu keluarga. Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan dalam keluarga Tilapia yang paling banyak dibudidayakan di kawasan Asia. Sebetulnya ada banyak sekali jenis ikan keluarga Tilapia, tetapi yang paling populer di Indonesia adalah ikan Nila (Tilapia nilotica). Disamping itu juga banyak jenis hibrida hasil persilangan berbagai jenis Tilapia yang dibudidayakan di Asia. Ikan Tilapia dikenal juga sebagai “water chicken” karena ikan ini dapat dibudidayakan di hampir semua perairan dunia dan mampu menjadi sumber protein yang murah bagi masyarakat.

Ikan Nila mempunyai beberapa sifat unggul yang membuat ikan ini menjadi ikan favorit budidaya, yaitu laju pertumbuhan yang tinggi, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan, mudah diberi pakan, mudah berkembang biak, tidak mempunyai duri halus sehingga dapat dibuat fillet ikan, dagingnya berwarna putih dan tidak terlalu amis.

Ikan Nila dapat mencapai ukuran 300 gram dalam waktu 90 – 100 hari. Di banyak negara ikan ini dipelihara hingga ukuran minimal 500 gram dalam waktu 4 – 5 bulan. Dalam waktu 10 – 12 bulan ikan Nila bisa mencapai berat 1000 gram per ekor. Di Indonesia ikan Nila dipelihara di karamba jaring apung di waduk atau danau, dan di kolam air deras. Di waduk Cirata, ikan Nila banyak dipelihara di jaring rangkap dan dianggap sebagai penghasilan sampingan. Kondisi kualitas air di jaring rangkap mudah berubah, terutama oksigen. Pada pagi hari kadar oksigen di dalam air di jaring rangkap bisa kurang dari 2 ppm, tetapi ikan Nila dapat beradaptasi dengan kondisi ini dan tetap tumbuh dengan baik. Ikan ini juga dipelihara di kaki gunung daerah Lubuk Linggau, danau Tondano di Sulawesi Utara, danau Batur di Bali, dan waduk-waduk di Jawa. Ini menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi.

Pada sistem budidaya intensif ikan Nila diberi pelet dengan kadar protein min 30 % dengan bahan baku bermutu tinggi. Pada sistem budidaya semi-intensif di kolam maupun jaring ikan Nila dapat diberi pakan dengan kualitas biasa, kadar protein mulai dari 18 % sampai 25 %, bahkan seringkali ikan Nila diberi makanan sisa-sisa dapur, mi instan atau makanan kadaluarsa lain. Meskipun ikan tetap tumbuh, tetapi teknik ini jelas kurang tepat sebab ikan bisa terserang penyakit.

Ikan Nila juga mudah dikawinkan, sifat ini juga sekaligus menjadi salah satu kelemahannya. Ikan Nila cepat mencapai usia matang reproduksi, kondisi ini akan memperlambat pertumbuhannya. Terutama untuk ikan betina, laju pertumbuhan ikan betina lebih lambat dibandingkan yang jantan. Apalagi setelah mencapai ukuran reproduksi, maka ikan Nila betina akan berhenti tumbuh dan mengubah makanannya menjadi telur untuk proses reproduksi. Lebih lanjut lagi setelah telur ikan menetas, induk betina akan “mengerami” anak-anaknya di dalam mulut, sehingga induk betina bisa dikatakan “tidak makan” dan berhenti tumbuh.
Karena itu teknik sex reversal banyak diterapkan untuk ikan Nila. Sex reversal adalah pengubahan jenis kelamin, dalam hal ini ikan nila ikan betina diubah menjadi jantan. Tekniknya dapat dilakukan secara hormonal maupun genetis. Secara hormonal dilakukan melalui pemberian hormon รก methyl testoteron kepada ikan yang berukuran < 3 cm. Hormon diberikan melalui pakan atau ikan direndam dalam larutan hormon.
Pengubahan sex secara genetik dilakukan melalui pengubahan kode-kode genetik induk sehingga anak yang dihasilkan bersifat jantan dan tidak mampu memproduksi telur, contohnya adalah ikan Nila Gesit. Jika induk Nila Gesit dikawinkan dengan induk Nila lainnya maka akan dihasilkan keturunan yang sebagian besar jantan. Sex reversal dilakukan agar laju pertumbuhan nila tetap tinggi dan ikan tidak bereproduksi. Jika ikan Nila dibiarkan berbiak dalam kolam maka pertumbuhan ikan menjadi tidak seragam dan kolam bisa menjadi terlalu padat.
Demikian sekilas info tentang ikan Nila, mudah-mudahan bisa membantu untuk lebih memahami ikan ini.

Rubrik ini diasuh oleh PT SURI TANI PEMUKA

Jumat, 13 Agustus 2010

Memulai Usaha Budidaya Lele

Saya berniat membuka usaha budidaya lele. Untuk itu saya perlu informasi lengkap, terutama tentang bagaimana cara membuat ransum pakan, mohon dibantu. Terimakasih.

Jawab :


Wah, kami salut atas semangat anda untuk membuka 'ladang' baru di bidang perikanan. Sampai dengan hari ini, lele merupakan salah satu jenis ikan yang merajai pasar lokal. Bayangkan berapa banyak pecel lele yang bertebaran di tenda-tenda kaki lima serta warung-warung di lingkungan kampus, yang merupakan sebagian dari ujung mata rantai budidaya lele.
Benar sekali Pak Dinarsono, untuk memulai usaha, selayaknya kita melakukan analisa usahanya terlebih dahulu, apakah berprospek bagus atau tidak. Analisa usaha tsb meliputi biaya lahan, air/listrik, tenaga kerja, benih, pakan, bahan pembantu (pupuk dan lain-lain).

Bentuk dan jenis kolam sangat menentukan bagaimana cara pengisian dan pembuangan air, sehingga berhubungan langsung dengan biaya pemakaian air. Biasanya kolam permanen yang berada diatas permukaan tanah yang dilengkapi dengan pembuangan atas dan pembuangan bawah sangat memudahkan dalam pengelolaan air. Sebaliknya kolam yang berada di bawah permukaan tanah agak menyulitkan dalam pengelolaan air (pembuangan air atas dan bawah).
Persentase biaya bibit relatif kecil dalam budidaya tetapi sangat menentukan, sebab bibit yang kurang bagus bisa mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus dan rentan terhadap penyakit, yang ujung-ujungnya bisa mengakibatkan pemborosan biaya. Sebaiknya Bapak memastikan asal usul bibit yang akan ditebar. Induk yang 'sedarah' atau perkawinan dalam satu indukan biasanya menghasilkan benih yang sifat-sifat unggulnya sudah turun. Selain itu hasil sortiran ke-3 dan seterusnya (ukuran dan umurnya tidak sesuai) juga menghasilkan lele yang lebih lambat pertumbuhannya.
Dari biaya produksi secara keseluruhan, biaya terbesar adalah dari biaya pakan, sehingga pakan menjadi faktor yang sangat diperhatikan dalam budidaya. Umumnya petani sudah menggunakan pakan pabrikan, karena aplikasinya mudah, mudah disimpan, dan sudah mengandung zat-zat yang diperlukan oleh ikan secara lengkap. Sebaliknya pakan yang diproduksi secara manual memiliki beberapa kekurangan, antara lain vitamin dan mineral yang kurang lengkap, serta kematangan pakan yang kurang sehingga yang dicerna menjadi lebih kecil.
Secara sederhana pembuatan ransum lele bisa digambarkan dengan pemenuhan energi dan nutrisi yang seimbang. Energi didapatkan dari kandungan protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan, dengan rasio yang berbeda-beda, rasio energi tertinggi berasal dari lemak. Selain itu perlu dipertimbangkan pemenuhan nutrisi yang sesuai untuk ikan lele, mulai dari protein (keseimbangan asam amino), lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Adapun susunan ransum ikan seperti berikut :
1.Sumber protein : didapatkan dari hewani (misalnya tepung ikan) dan nabati (misalnya bungkil kedelai)
2.Sumber lemak : didapatkan dari minyak ikan
3.Sumber karbohidrat : didapatkan dari tepung gaplek, jagung, atau tepung industri
4.Sumber vitamin dan mineral : premiks vitamin dan premiks mineral

Bahan-bahan (kecuali sumber lemak dan vitamin/mineral) digiling halus, kemudian diaduk hingga rata. Pada saat pengadukan terakhir dimasukkan air panas, fish oil dan vitamin, baru kemudian dicetak dan dikeringkan.
Jika benar-benar dihitung, pemakaian pakan pabrikan lebih menguntungkan dibandingkan pakan buatan sendiri, baik dari segi biaya, kualitas pakan maupun kepraktisannya. Biasanya untuk mengurangi biaya pakan, petani menyiasati pemberian pakan tambahan disamping pakan pabrikan sebagai pakan utama. Pakan tambahan ini bisa berupa sisa rumah tangga, sisa peternakan dan pakan tambahan lain yang memiliki harga yang murah. Akan tetapi perlu diperhatikan pengaruh pemberian pakan tambahan ini terhadap kualitas air, sehingga diatur sedemikian rupa sehingga pakan yang diberikan benar-benar termakan oleh ikan, tidak menumpuk di dasar kolam.

Demikian, semoga bermanfaat, dan selamat berbudidaya.

Rubrik ini diasuh oleh PT SURI TANI PEMUKA

Kamis, 12 Agustus 2010

Memilih Tepung Ikan untuk Pakan

Pertanyaan:
Saya ingin bertanya tentang pakan ikan buatan yang diproduksi oleh industri pakan maupun dibuat sendiri oleh petani. Mengapa warna pakan pabrikan kadang gelap/kehitaman tapi kadang pucat? Mengapa juga kadang berbau “harum” kadang agak apek seperti dedak? Apakah ini karena perbedaan kandungan bahan baku? Bagaimana pengaruhnya pada ikan? Jika ingin membuat pakan sendiri apakah harus menggunakan tepung ikan, berapa banyak yang diperlukan? Bagaimana memilih tepung ikan yang baik ?

Jawab:
Warna dan bau pada pakan buatan, baik yang dibuat oleh pabrik maupun oleh petani (home made) dipengaruhi oleh bahan baku yang terkandung dalam pakan dan proses pembuatannya. Pakan yang mengandung banyak unsur nabati biasanya berwarna agak pucat dan baunya kurang “harum”.
Ini karena sumber nabati yang digunakan untuk membuat pakan biasanya adalah jagung, kedelai, dedak, gandum/terigu dan biji-bijian. Bahan-bahan tersebuti jika diolah berwarna pucat dan tidak menghasilkan bau amis. Walau begitu, bahan dari nabati tidak akan menimbulkan bau apek jika bahan tersebut bermutu tinggi. Bau apek menunjukkan adanya penurunan mutu bahan akibat penyimpanan bahan maupun penyimpanan pakan tersebut sebelum digunakan di kolam ikan.
Pakan buatan pabrik biasanya saat diproduksi mengeluarkan bau segar (tidak apek), jika disimpan dengan baik maka bau pakan tidak banyak berubah sampai umur 30 – 60 hari. Setelah masa itu bau pakan mulai berubah, tetapi mutu pakan secara umum tidak terlalu berubah kecuali unsur-unsur tertentu seperti vitamin yang akan mengalami penurunan. Bau harum pada pakan juga bisa dihasilkan dari produk fermentasi. Bahan nabati yang difermentasi akan menghasilkan bau yang harum tetapi tidak amis.
Kualitas pakan umumnya tidak ditentukan oleh bau harum/amis maupun warna dari pakan tersebut, tetapi ditentukan oleh resep pakan yang terdiri atas berbagai bahan baku penyusun pakan. Resep tersebut dibuat sesuai standar mutu pakan yang ditetapkan pabrik. Karena itu pakan yang sama bisa saja mempunyai bau dan warna yang berbeda tetapi mutunya relatif tidak berubah.
Pakan yang dibuat oleh pabrik melalui proses pemasakkan hingga suhu 90-100oC. Proses pemasakkan ini akan mematangkan bahan baku sehingga warnanya bisa berubah dan menimbulkan bau khas. Jika pemasakkan berlebihan maka pakan bisa berwarna kehitaman karena hangus. Sebaliknya jika pemasakkan kurang maka pakan berwarna agak pucat. Ketepatan dalam proses pemasakan berpengaruh pada mutu pakan karena pemasakkan bahan baku mempengaruhi nilai kecernaan bahan tersebut dalam usus ikan. Faktor ini menjadi salah satu penyebab mutu pakan pabrik lebih baik dibanding pakan buatan sendiri.
Selain bahan baku dari sumber nabati, pakan buatan juga mengandung bahan baku dari sumber hewani, baik hewan darat (produk samping pengolahan ayam dan sapi) maupun hewan air (tepung ikan). Tepung ikan digunakan karena kandungan protein dan mutu proteinnya yang tinggi. Mutu protein bergantung dari kesesuaian komposisi asam-asam amino penyusun protein yang dibutuhkan oleh ikan. Oleh karena itu dalam pakan buatan untuk ikan selalu dibutuhkan tepung ikan, jumlahnya bergantung dari jumlah total protein yang terkandung dalam pakan. Biasanya berkisar antara 10 – 50 % dari total kandungan protein dalam pakan. Jadi misalnya pakan yang mengandung protein 30 %, maka tepung ikannya antara 5 – 10 % dari total bahan baku.
Tepung ikan yang biasa digunakan adalah yang berwarna coklat, ada yang coklat pucat sampai dengan coklat gelap. Pakan yang coklat gelap seringkali dianggap mengandung banyak tepung ikan, padahal warna tersebut juga bisa berasal dari tepung hewan darat. Tepung ikan yang baik baunya harum, tidak amis dan tidak anyir. Kandungan proteinnya diatas 55 %, kandungan lemaknya < style="font-style: italic;">
Rubrik ini diasuh oleh PT SURI TANI PEMUKA

Rabu, 11 Agustus 2010

Basmi Penyakit Bintik Putih Lele

Saya sudah lama bergelut di bidang perbenihan ikan lele. Akhir-akhir ini saya mengalami masalah kematian benih lele yang sangat tinggi secara cepat. Ciri-ciri penyakitnya adalah benih lele banyak muncul ke permukaan. Sebagian ada yang berenang berputar-putar dan menabrakkan tubuhnya ke dinding kolam. Terlihat ada bintik-bintik putih di sebagian kulit tubuhnya. Saya perhatikan biasanya terserang penyakit saat suhu dingin. Mohon saran untuk mengatasi masalah ini.

Jawab:
Pertama-tama yang harus bapak lakukan adalah melakukan identifikasi secara tepat terhadap penyakit yang menyerang benih lele tersebut. Bapak dapat meminta bantuan petugas penyuluh perikanan untuk membawa contoh ikan sakit ke laboratorium kesehatan ikan. Laboratorium ini biasanya ada di balai penelitian Kementrian Kelautan dan Perikanan atau di Perguruan Tinggi yang mempunyai jurusan perikanan budidaya.
Berdasarkan informasi yang Bapak berikan saya menduga bahwa ikan bapak terserang penyakit bintik putih (white spot disease). Biasanya disebabkan oleh protozoa Ichythyophthirius. Protozoa Ich mampu berkembangbiak dengan sangat cepat melalui pembentukan kista (cyst). Ich dewasa akan menghasilkan kista yang ditanamkan pada permukaan atau di bawah lapisan kulit ikan.
Di dalam kista ini tumbuh ratusan tomite atau makhluk bercillia (berambut) kecil-kecil. Pada saatnya kista akan pecah dan menebarkan tomite ke segala penjuru dan menyerang ikan yang ada di sekitarnya. Tomite ini akan masuk ke dalam lapisan kulit ikan (di bawah lapisan kulit ikan). Tomite akan tumbuh menjadi Ich dewasa dan melengkapi siklus hidupnya. Ich dewasa ini yang tampak sebagai bintik putih atau white spot.
Serangan Ich pada kulit akan menyebabkan kulit terasa gatal sehingga ikan cenderung menggesekkan tubuhnya pada permukaan benda kasar seperti batu atau dinding kolam. Jika Ich menyerang insang maka fungsi pernapasan ikan akan terganggu. Ikan akan muncul dan berenang lemah di permukaan air karena kekurangan oksigen dalam darah.
Kematian terjadi terutama jika protozoa ini sudah menyerang insang ikan secara intensif. Ikan akan kehilangan kemampuannya menyerap oksigen karena lamela insang dipenuhi Ich sehingga rusak. Benih ikan cenderung lebih rentan terhadap serangan penyakit ini karena kemampuannya untuk melawan yang masih lemah. Oleh karena itu kematian terbanyak dan tercepat umumnya terjadi di pusat pembenihan dan pendederan ikan.
Penanganan penyakit Ich tidak mudah karena siklus hidupnya yang mengalami beberapa fase yang berbeda. Pembasmian paling tepat dan mudah adalah pada stadia tomite atau Ich muda. Pembasmian dapat dilakukan dengan pemberian formalin hingga konsentrasi 25 ppm selama 5 hari, sesuai dengan perkiraan timbulnya tomite. Untuk membuat 25 ppm formalin maka 25 gr formalin dicampur dengan 1.000 L air. Protozoa Ich tidak dapat dibasmi pada saat stadia kista, karena tahan terhadap pengaruh bahan-bahan kimia.
Penyakit Ich menyebar dengan cepat, oleh karena itu kami sarankan agar melakukan disinfeksi pada seluruh kolam/bak pembenihan. Hal ini untuk mencegah adanya kista Ich yang tertinggal dalam kolam. Disinfeksi yang paling mudah adalah dengan melakukan pengeringan total terhadap kolam atau bak pembenihan.
Setelah itu dasar dan dinding kolam ditaburi kapur tohor (hati-hati waktu memberikan karena terasa panas di kulit tangan). Sebaiknya kegiatan produksi benih dihentikan untuk sementara waktu. Jika bapak mempunyai induk maka induk tersebut harus diberi perlakuan dengan formalin. Hal ini adalah untuk memotong siklus hidup protozoa Ich. Demikian saran kami, semoga bermanfaat.

Rubrik ini diasuh oleh PT Suri Tani Pemuka

Olahan Lele: Garap Nilai Tambah Berbuah Rupiah

Menepis stigma lele yang buruk rupa, rendahan dan tidak berkelas

Beragam kreasi olahan pangan berbahan baku lele dipastikan akan membuat ikan berkumis ini (catfish) menjadi komoditas usaha yang menjanjikan. Segala kreativitas dan keberanian mencoba sesuatu yang berbeda terus digali. Upaya mempercantik tampilan lele, membuang kesan lele yang seram, hitam, berkumis dan sedikit mirip ular, menjadi tantangan tersendiri. Tujuannya, memberi daya tarik bagi konsumen.
Antara lain dilakukan Rangga Umara, di seputar Jakarta dan sekitarmya. Pria 31 tahun ini mengembangkan bisnis kuliner modern “Pecel Lele Lela”. Kedai makan yang menyajikan berbagai menu hidangan menarik berbahan dasar lele. Berbekal kreativitas memadupadankan santapan lele dengan gaya hidup, usaha yang dirintis sejak 2006 silam itu kini sudah berkembang lebih dari 20 cabang di Jabodetabek. Dan setiap bulannya bisa meraup omset Rp 1,2 miliar, dengan keuntungan 25 – 30 %.
“Usaha lele ini justru menjadi tantangan tersendiri. Lihat saja, selama ini perkembangan bisnis pecel lele cuma gitu-gitu saja dan kebanyakan masih kelas kaki lima,” ungkap Rangga kepada TROBOS awal Mei lalu.
Menurut pengamatan Rangga, lele bisa didongkrak gengsinya. Umumnya, konsumen yang tidak menyukai lele dikarenakan tampilannya yang hitam seperti ular sehingga menyeramkan. ”Saya yakin, produk olahan lele akan memiliki nilai tambah jika memiliki tampilan yang enak dilihat dan tidak menyeramkan. Saya mendorong konsumen untuk coba dulu makan lelenya, sehingga strategi awalnya adalah konsumen diberi tester agar kemudian mau beli,” jelasnya.
Kini, di kedai “Pecel Lele Lela” dapat ditemui berbagai menu olahan berbahan dasar lele, seperti lele goreng tepung, lele saos padang, lele original dan lele fillet sebagai unggulan, dan lele tomyam serta lele teriyaki sebagai menu tambahan. Bahkan, Rangga mengaku, pihaknya tengah mempersiapkan produk olahan baru berupa steak lele dan burger lele. “Sudah terbukti, yang sebelumnya tidak doyan makan lele, sekarang sudah mulai menyukainya,” ujarnya dengan senyum mengembang.
Setiap harinya, untuk memenuhi kebutuhan seluruh cabang yang ada, setidaknya sekitar 5 kuintal lele segar ukuran 6 ekor per kg harus disiapkan Rangga. Selama ini ia bekerjasama dengan “Biotrop”, Bogor dan beberapa pembudidaya di daerah Parung, Bogor sebagai pemasok.
Cerita lain adalah usaha Marsini. Lele afkir ukuran besar yang biasa dikenal dengan “bantongan” dan tidak laku dijual justru menjadi berkah tersendiri bagi perempuan asal Boyolali, Jawa Tengah ini. Dia mengembangkan usaha pengolahan dengan menyulap lele afkir menjadi makan ringan berupa keripik dan abon lele. Usaha yang telah digeluti Marsini sejak 2007 ini tiap bulannya beromset sekitar Rp 10 juta. “Awal usaha ini untuk menyiasati lele hasil budidaya yang tak laku dijual sebagai konsumsi karena ukurannya terlalu besar. Kalaupun dijual ke kolam pemancingan tidak terserap semua,” jelas Marsini.
Marsini mengatakan, dalam seminggu rata-rata ia menghabiskan 200 kg lele segar untuk diolah. Bahan tersebut terkonversi menjadi 140 kg keripik dan 60 kg abon. Bahan baku, ia memanfaatkan hasil usaha budidaya lelenya yang telah berjalan sejak 1998 dengan kapasitas 20 ribu ekor lele di 50 kolam. “Untuk lele yang berukuran sangat besar, bobot 1 kg seekor misalnya, diolah menjadi abon. Sedangkan untuk olahan keripik kulit, keripik sirip dan keripik daging, bahan bakunya adalah lele ukuran sekilo isi 3 sampai 5,” jelasnya.
Dari lele yang bernilai rendah, olahan hasil kerajinan tangan Marsini tersebut bisa dihargai dengan nilai cukup tinggi. Dalam bentuk kiloan tanpa kemasan, keripik dijual dengan harga Rp 65 ribu per kg. Selain itu, keripik juga dijual dalam berbagai ukuran kemasan plastik. Antara lain kemasan keripik kulit ukuran 120 gram dihargai Rp 15 ribu, sementara ukuran 250 gram diharga Rp 27 ribu. Untuk keripik sirip dan keripik daging dijual dalam ukuran 200 gram dengan harga Rp 18 ribu.
Selain itu, ada pula yang dikemas dalam tas kertas, yaitu campuran antara keripik daging dan sedikit keripik kulit ukuran 120 gram dengan harga Rp 15 ribu. “Yang dikemas dengan tas kertas ini paling banyak laku, praktis dijadikan oleh-oleh,” kata Marsini.
Sementara abon dijual dalam 2 ukuran yaitu kemasan plastik ukuran 90 gram seharga Rp 13 ribu dan kemasan kotak kertas ukuran 200 gram seharga Rp 25 ribu. Pemasaran keripik dan abon lele tersebut meliputi kota-kota sepert Boyolali, Solo, Jogjakarta, Magelang, Salatiga, Ampel sampai Jakarta.

Mangut Lele Kaleng
Tidak kalah dengan keripik dan abon lele, Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gunungkidul mengembangkan produk mangut lele kaleng. Olahan makanan khas Jawa yang dipadu teknologi pengemasan ini merupakan hasil riset selama 3 tahun. Dan dengan menyandang merek Gading, sajian instan ini telah mendapatkan pengesahan sebagai merek dagang dari Depkumham dan lolos uji di BPOM.

Senin, 09 Agustus 2010

Nikmatnya Memancing di Laut Perairan Dasar

Memancing di laut dengan komposisi perairan dasar berarti seorang pemancing mencari ikan di dasar dari perairan laut. Dengan system ini pemancing harus mengetahui secara pasti daerah mana yang termasuk daerah berkarang, dimana daerah berkarang sangat disukai sebagai tempat berlindungnya ikan. Dimana ikan seperti kerapu dan kakap biasanya bersembunyi dan berkembang biak di lokasi karang – karang.
Kalau anda menemukan lokasi yang berlumpur tentu saja anda harus segera berpindah karena lokasi ini biasanya tidak banyak ikannya. Untuk mempermudahnya anda bisa menggunakan jasa nelayan atau para pemancing kawakan yang sering memancing di tempat tersebut untuk mendapatkan informasi lokasi strategis, atau anda bisa mencari lokasi – lokasi rumpon atau terumbu karang buatan yang memang disengaja digunakan sebagai tempat untuk menarik ikan. Dan biasanya para nelayan lokal membuatnya sebagai lokasi mencari ikan yang strtegis dengan menandainya dengan pelampung.

Cara memancing di perairan dasar seperti ini membutuhkan persediaan senar yang cukup panjang paling tidak cukup panjang sampai ke dasar lautan. Senar utama juga harus cukup kuat untuk menahan kekuatan tarikan dan juga arus laut dasar yang cukup deras. Pemberat anda pasangkan di paling dasar dari senar berikutnya adalah cabang – cabang senar utama dengan jarak kurang kebih 50 cm dan anda bisa memberinya sampai 10 umpan sekaligus. 1 umpan 1 cabang senar.
Karena dalam kedalaman laut cahaya yang didapatkan ikan lebih sedikit biasanya ikan menggunakan indera penciumannya sebagai andalan, sehingga sebaiknya anda menggunakan pakan alami seperti udang, cumi – cumi, atau potongan daging ikan belanak yang segar sehingga mengundang selera ikan kakap dan kerapu. Penggunaan pakan alami dalam bentuk segar memang sangat perlu untuk bisa mendapatkan hasil pancingan yang memuaskan. Maka sebaiknya anda menggunakan ice box dengan supply es yang cukup banyak.
Cara memancing adalah senar yang sudah diberi pemberat diturunkan perlahan – lahan sampai dasar perairan dan jika anda merasakan bahwa senar anda tak lagi berat berarti anda sudah sampai dasarnya. Kemudian senar anda goyangkan naik dan turun secara teratur sehingga menarik penciuman ikan yang akan memangsa. Jika anda merasakan ada tarikan atau kedutan dan senar terada berat maka anda sudah berhasil mendapatkan ikan…hore..anda tarik perlahan ikan hasil tangkapan anda. Biasanya ikan yang didapatkan dari perairan dalam akan mudah mati karena perbedaan tekanan di bawah air. Maka dari itu ice box adalah peralatan wajib yang harus anda bawa untuk memancing di laut.

Minggu, 08 Agustus 2010

Apakah Mancing Dapat Menjadi Obat Stress?

Jawabannya ialah iya. Stress adalah salah satu penyakit yang menyerang pikiran, syaraf – syaraf tubuh menjadi tegang dan penat karena beban pikiran yang jenuh dan berakhir pada kelelahan pikiran..betul? banyak orang stress meluangkan waktunya dengan berbagai macam hobby yang menyenangkan, jalan – jalan, rekreasi, olahraga , shopping dan lain lain yang intinya mengobati kelelahan pikiran dengan kegembiraan yang sesuai dengan keinginannya Hobby mancing adalah salah satunya..

Nah mancing sendiri adalah salah satu hobby yang mengasikkan , mancing melatih pikiran untuk focus, hobby ini bisa mengajarkan orang untuk bersabar dan bersabar. Meski kalau sepintas dilihat cuma diam dan menunggu ( banyak orang bilang ini adalah pekerjaan yang membuang waktu ) tapi..untuk bisa mendapatkan ikan juga dibutuhkan konsentrasi lho…sedikit anda hilang konsentrasi pada pelampung yang bergerak, kemungkinan pakan yang ada di mata kail hilang.

Kesabaran pemancing pun kadang juga bisa dilihat saat ia menarik joran yang sudah di tarik ikan. Teknik yang bagus akan memberikan hasil ikan dapat diangkat..kalau anda terburu- buru menarik senarnya mungkin saja ikannya malah lolos apalagi kalau ikannya yang besar. Ternyata orang memancing masih butuh pengetahuan juga ya..? lha iya dong…butuh kejelian juga lho

Banyak pemancing bilang bahwa kadang – kadang setelah mereka memancing seharian, mereka pulang ke rumah tanpa hasil apa – apa. Ikan kecil pun tidak..tetapi masih bisa tersenyum..padahal kalau diitung -itung biaya untuk beli pakan, pancing, biaya perjalanan kalau dibelikan ikan di pasar udah bisa buat makan sekeluarga..

Namanya juga hobby…kata orang bijak, hobby itu tak kenal harga…yang namanya kesenangan itu tak bisa dinilai dengan uang…asal stress ilang, perasaan plong tubuh bugar… selesai tak habis pikir mau habis berapa duit…bukan begitu teman?

Jika seorang pemancing, anda akan tahu nikmatnya


Mancing sekarang bukanlah pekerjaan bagi sebagian orang. Pemancing jaman sekarang selain untuk mencari hiburan, bisa untuk tempat melatih kesabaran buat sebagian orang. Hoby mancing yang relatif murah bahkan membuat banyak orang tertarik untuk menikmatinya. Di waktu – waktu liburan seperti hari minggu banyak kita lihat para pemancing dadakan yang mencoba peruntungannya dalam mencari ikan..

Memancing, jaman dahulu sebenarnya adalah sebuah pekerjaan yang dilakoni seseorang untuk mencari penghidupan, ikan yang mereka dapat digunakan untuk keperluan sehari- hari abahkan jika ada sisa mereka menjualnya sebagai tambahan untuk biaya hidup. Seoarang pemancing pada saat itu bukan melakukannya atas dasar hobby namun karena kebutuhan. Mereka melakukannya setelah melaksanakan kegiatan di sawah atau di kebun. Bahkan aktivitas memancing bagi nelayan di laut adalh murni debagai mata pencarian hidup. Selain menjala ikan di tengah laut.
mancing

Tak pelak kehidupan modern menyebabkan tingkat stress yang tinggi memberikan kebutuhan baru yakni rekreasi.kebutuhan rekreasi dapat dilakukan dengan berbagai cara; bepergian, melakukan travelling atau melakukan hobbynya , yang salah satunya memancing.

Banyak orang berpendapat dengan memancing seseorang menemukan keasyikan tersendiri. Sambil menunggu umpan dimakan ikan, para pemancing biasanya berkonsentrasi dan bersenda gurau dengan sesamanya. Dan pengalaman paling mahal adalah jika umpan yang di tebarkan disambar ikan, bagaimana dengan teknik yang baik ikan tersebut harus dapat diangkat dari air. Nah.. inailah kepuasannya seorang pemancing. Anda juga seorang pemancing?….silahkan kirim komentar anda di situs kami…

Sabtu, 07 Agustus 2010

Casting fishing adalah cara memancing yang paling umum di pakai di pinggir perairan.


Teknik memancing casting fishing adalah teknik memancing dengan melempar kail ke tengah perairan dengan kekuatan yang maksimal untuk mencapai jarak terjauh dari pinggir perairan. Dengan kekuatan lemparan yang dimiliki oleh pemancing, ditambah dengan panjangnya joran yang digunakan seorang pemancing dapat menjangkau lebih dari 200 m dari garis pantai/ perairan. Kekuatan teknik pancing casting fishing terletak pada ketrampilan seorang pemancing yang dengan pengalamannya menggunakan gaya lentur dari joran, ditambah dengan berat dari timbal dan mata kail yang mampu melemparkan mata kail jauh ke tengah perairan untuk menjangkau lokasi strategis ikan pancingan.

Teknik casting fishing berkembang pesat di daerah yang memiliki pantai sebagai lokasi pemancingan, dengan teknik yang benar, melempar umpan ke tengah laut dapat dilakukan sebagai cara untuk menangkap ikan yang berada di pinggir pantai. Untuk mendapatkan ikan karang yang cukup besar, seorang pemancing diharapkan mencari perairan yang cukup dalam , dimana tempat tersebut biasannya ikan karang seperti kerapu, ikan kakap atu ikan roti mau berenang. Mengingat ikan ini biasanya hanya bisa ditangkap di perairan yang cukup dalam, kekuatan si pemancing sendiri untuk melempar mata kailnya sejauh mungkin akan menjangkau ikan tersebut di perairan dalam.

Teknik casting fishing juga dapat dilakukan di perairan tawar, dimana para disungai – sungai besar, para pemancing ingin bisa meraih ikan dengan jarak yang cukup jauh, dan dibutuhkan teknik memancing ini agar bisa mendapatkan ikan di perairan dalam, ikan patin di sungai besar, ikan tawes atau bader merah di perairan deras di sungai – sungai di Indonesia menggunakan cara memancing casting sebagai cara terbaik menangkap ikan.

Sering kita melihat orang memancing baik di perairan tawar maupun laut memancing dengan menggunakan teknik casting fishing ini sambil masuk kedalam air. Dengan cara masuk kedalam air, jangkauan mata kail akan semakin luas dan kemungkinan mendapatkan tempat terbaik lokasi ikan akan semakin besar.Dalam teknik memancing casting fishing cara ini sebaiknya anda juga memperhatikan beberapa alat keselamatan dan kenyamanan untuk memancing sehingga anda lebih leluasa saat memancing.

1. Gunakan sepatu boat untuk menjaga kaki anda dari batu – batuan atau kerikil dan batu tajam yang berada didalam air, sebaiknya anda memakai Waders boat atau baju anti air yang tingginya sampai ke dada, sebagai alat untuk menjaga kaki anda dan badan anda yang berendam di dalam air dari serangga penyengat atau dari ikan berbahaya seperti piranha ( di Indonesia hampir tidak anda ) atau menjaga tubuh anda supaya tetap hangat saat memancing.
2. Bawalah peralatan pancing secukupnya bersama anda di saku, peralatan pancing yang dimaksud adalah mata kail, senar, tempat ikan, umpan dan aneka peralatan kecil lain yang dibutuhkan misalnya dalam keadaan mendesak, kail anda tersangkut dan ingin menggantinya dengan yang baru, anda tidak perlu repot lagi untuk kembali ke darat sekedar untuk membetulkan mata pancing, atau mengganti umpan.
3. Gunakan alat pancing yang sesuai dengan kebutuhan anda, teknik casting fishing amat umum dijalankan oleh pemancing kawakan dengan menggunakan joran yang lentur serta reel atau gulungan otomatis yang dapat menarik umpan anda secara cepat. Semakin lentur sebuah joran dan ditambah pemberat yang pas akan mendapatkan jarak lemparan yang jauh, saya sendiri menggunakan cara mancing casting fishing hanya untuk lokasi perairan yang luas saja, karena kalau di kolam, atau di sungai biasanya saya menggunakan joran tipe antena sebagai senjata menangkap ikan. Dengan ukuran 3,6 m sudah menjangkau jarak yang cukup jauh kok. Karena lokasi pemancingan sungai di jawa tidak terlalu lebar, dan jika di danau ikan perairannya biasanya gampang di pancing di pinggir perairan. Selamat memancing.

Jumat, 06 Agustus 2010

Mengenal Budidaya Ikan Bawal

Oleh: AsianBrain.com Content Team
Ikan bawal air tawar atau colossoma macropomum adalah salah satu ikan unggulan budi daya perikanan air tawar. Secara umum, Bawal terbagi menjadi dua jenis yaitu bawal putih dan hitam. Bawal putih dikatakan lebih tinggi permintaannya berbanding yang bawal hitam.

Usaha budidaya ikan bawal dimaksudkan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan ini dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain : Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.

Berikut panduan budidaya ikan bawal :

* Persiapan Kolam

Persiapan kolam ikan bawal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering, dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg/100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.

Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.

Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru bibit ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

* Pemilihan dan penebaran benih.

Hanya dengan benih yang baik, ikan bawal akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar dalam kolam ikan secara perlahan-lahan.

* Kualitas Pakan Dan Cara Pemberian

Hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

* Pemungutan Hasil

Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2. Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Selasa, 03 Agustus 2010

Memancing di Kolam

Memancing di kolam sekarang menjadi trends bagi kalangan sebagian pemancing dadakan, kenapa dadakan? Karena hanya hari – hari tertentu saja kolam ini ramai…biasanya pada saat hari libur. Pada setiap minggu atau hari libur lain banyak kolam pancing penuh dengan adanya para pemancing yang ingin menyalurkan hobinya memancing, namun dengan tidak harus bersusah payah dan kepanasan, he3..dengan memancing di kolam pancing bukan galatama maksudnya, setiap orang akan dapat dengan mudah memancing ikan tanpa trik dan keahlian khusus, karena biasanya para pemilik kolam akan menyediakan ikannya dalam keadaan lapar sehingga mudah untuk dipancing, sekalian ia berjualan ikan gitu…

Di tempat kami di Malang ada kolam pancing seperti itu, Kolam Pancing Tegaron namanya. Lokasinya ada di daerah kepanjen – Malang. Kolam ini merupakan kolam pancing yang juga tempat makan juga, jadi setiap pengunjung dapat menikmati dua aktifitas sekaligus selain memancing di kolam pemancingan yang terdapat banyak macam ikan di dalamnya juga sekaligus menikmati ikan bakar atau ikan goreng yang disediakan oleh pemilik kolam.

Di kolam tegaron disediakan semacam balai – balai disepanjang kolam untuk para pemancing untuk duduk – duduk disana sekaligus makan. Jadi sambil berburu ikan yang akan disantap para pemancing bisa menikmati minuman segar yang sudah disiapkan pemilik kolam…nyamm. Pemancing juga bisa memilih ikan apa saja yang akan di makan hari itu, terdapat beberapa kolam yang diisi satu jenis ikan saja sehingga memudahkan pelanggan. Ada kolam gurami, lele, bawal. Bahkan untuk anda yang tidak mau memancing untuk mendapatkan ikan, anda tinggal memberitahu ke pemilik kolam untuk menjaring ikannya dan beres…setelah dibersihkan sekalian, dibakar dan disantap ramai – ramai..mak Nyuss

Memancing di kolam seperti di kolam tegaron kepanjen memang bukan sebuah aktifitas memancing yang serius, bahkan adalah aktifitas memancing lebih ke main – main, bandingkan dengan memancing di danau atau waduk yang luas, panas dan butuh teknik khusus. aktifitas memancing di kola ini lebih santai dan relax bahkan anda tidak perlu kepanasan. Meski kola ini lebih disebut sebagai rumah makan sekaligus pemancingan umum namun tetap banyak orang datang untuk memancing disana.

Jika anda jeli, pembuatan kolam pancing yang bisa menghasilkan uang seperti ini adalah sebuah peluang usaha yang patut di coba, siapa tahu kolam pemancingan anda bisa berkembang. Anda bisa berjualan ikan plus jualan pakan pancing plus dengan mendapatkan untung masih ditambah keuntungan dari penjualan ikan baker atau ongkos membakar ikan dan minumannya…mau?

Ikan Bawal Putih


Ikan Bawal (bahasa Inggeris: Silver Pomfret), Pampus argenteus, sering kali menjadi pilihan utama sebagai hidangan istimewa di meja pengantin atau meja utama. Secara amnya ikan Bawal terbahagi kepada dua jenis iaitu bawal putih dan hitam. Ikan bawal putih dikatakan lebih tinggi permintaannya berbanding yang bawal hitam.

Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan.

Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas.

Mungkin juga bawal cermin mendapat namanya dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna perak. Garisan deria di badannya bermula dari insang hingga mencecah zon ekor.

Manakala sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk V. Warna - Badan bawal cermin diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Sesetengah bahagian badannya diliputi bintik hitam halus.

Ikan Bawal banyak terdapat di Lautan Hindi selain Afrika, Malaysia dan Jepun.

Ikan Bawal hidup dan berenang secara berkumpulan. Biasanya pada musim tertentu bawal cermin boleh didapati dengan banyak. Ia juga dikatakan sering didapati beriringan dengan udang di dasar laut.

Pergerakan spesies bawal dalam berkawan menjadikannya sebagai tangkapan yang sesuai dengan menggunakan pukat. Bagaimanapun ia boleh ditangkap menggunakan pancing dan rawai.

Senin, 02 Agustus 2010

ANALISA USAHA LELE



Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1.Investasi


a.Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-


b.Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-


c.Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-
Rp 3.250.000,-

2.Biaya Tetap


a.Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-


b.Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,-


c.Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-
Rp 1.900.000,-

3.Biaya Variabel


a.Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-


b.Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63


c.Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-


d.Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-


e.Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-


f.Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-

Rp 24.281.052,63

4.Total Biaya

Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63


= Rp 26.181.052,63

5.Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,

6.Pendapatan
Produksi - (Biaya tetap + Biaya Variabel)


= Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63)


= Rp 2.418.947,37

7.Break Event Point (BEP)
Volume produksi

= 4.396,84 kg

Harga produksi

= Rp 5.496,05

Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya
*harga bisa berubah-ubah

Sabtu, 31 Juli 2010

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ITIK


ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ITIK
1) Permodalan
a.Modal kerja
- Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000
- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp 108.000.000,-
Rp 4.000.000,-
b.Modal Investasi
- Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,-
Rp 18.000.000,-

Jumlah kebutuhan modal
Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
- Bunga (menurun) 20% /tahun
- Masa tanggung angsuran 1 tahun
- Lama kredit 3 tahun Rp 130.000.000,-


2) Biaya-biaya
a.Biaya kelancaran usaha dan lain-lain Rp 4.000.000,-
b.Biaya tetap
- Biaya pengambalian kredit:
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III
- Biaya penyusutan kandang:
- biaya penyusutan kandang tahun I
- biaya penyusutan kandang tahun II
- biaya penyusutan kandang tahun III

Rp 14.723.000,-
Rp 86.125.000,-
Rp 73.125.000,-

Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-

3) Biaya tidak tetap
a.Biaya pembayaran ransum:
- biaya ransum tahun I
- biaya ransum tahun II
- biaya ransum tahun III
Rp 245.700.000,-
Rp 453.600.000,-
Rp 453.600.000,-
b.Biaya pembayaran itik siap produksi:
- pembayaran tahun I
- pembayaran tahun II
- pembayaran tahun III
Rp 108.000.000,-
-
-
c.Biaya pembayaran obat-obatan:
- biaya pembayaran obat-obatan tahun I
- biaya pembayaran obat-obatan tahun II
- biaya pembayaran obat-obatan tahun III
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
Rp 2.457.000,-
Rp 4.536.000,-
Rp 4.436.000,-

4) Pendapatan
a.Penjualan telur tahun I Rp 384.749.920,-
b.Penjualan telur tahun II Rp 615.600.000,-
c.Penjualan telur tahun III Rp 615.600.000,-
d.Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- Rp 5.700.000,-

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

11.DAFTAR PUSTAKA
1.Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
2.Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999
3.Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361

Jumat, 30 Juli 2010

Budidaya Itik (Bebek)


1. SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).


2. SENTRA PETERNAKAN
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang
mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

3. J E N I S
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3) Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

4. MANFAAT
1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu
(1).Perkandangan;
(2). Bibit Unggul;
(3). Pakan Ternak;
(4). Tata Laksana dan
(5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
2.Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3.Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4.Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a.kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b.kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c.kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5.Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen

6.2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1)Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a.membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b.memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c.membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

2)Perawatan bibit dan calon induk
a.Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b.Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

3)Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).

6.3. Pemeliharaan
1.Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2.Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3.Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a.umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b.umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c.umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d.umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
4.Pakan
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
a.umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b.umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
c.umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
5.Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.


7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1)penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2)penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1.Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2.Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

8. P A N E N
8.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
8.2.Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga

9. PASCA PANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a)Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b)Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c)Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d)Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e)Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.
Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Budidaya Gurame


Selain lebih mahal, ikan Gurame memiliki banyak penggemar fanatik, sehingga cocok dikembangkan untuk menambang keuntungan.
Ikan gurame adalah ikan air tawar yang banyak digemari konsumen. Dagingnya empuk, rasanya enak dan gurih. Dan, harganya pun lebih mahal kalau dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya. Sebagai perbandingan, harga gurame segar di tingkat konsumen Rp25.000 - Rp 35.00 per kg, sementara ikan mas Rp12.000 - Rp14.000 per kg.

Selama ini masyarakat mengenal beberapa jenis gurame, antara lain: Angsa, Jepun, Blausafir, Paris, Bastar dan Porselen. Gurame Porselen lebih unggul dalam hal menghasilkan telur. Jika induk Bastar hanya mampu menghasilkan 2.000-3.000 butir telur, Porselen memproduksi 10.000 butir. Karena itu Gurame Porselen disebut top of the pop.
Kolam yang baik untuk gurame berasal dari jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah seperti ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Kemiringan tanah berkisar 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan gurame dapat tumbuh normal di daerah pada ketinggian 50-400 m dpl. Kualitas air pemeliharaan harus bersih, dasar kolamnya tidak berlumpur dan tidak terlalu keruh. Kedalaman kolam 70-100 cm. Pengairan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Pembesaran gurame dapat dilakukan secara polikultur dan monokultur. Polikultur adalah cara pemeliharan gurame secara bersama-sama dengan ikan jenis lain, seperti tawes, mas, nilam, atau mujair. Cara ini lebih menguntungkan, mengingat pertumbuhan gurame lambat.
Sedangkan monokultur, pemeliharaan khusus untuk gurame. Bibit yang ditebar minimal berumur 2 bulan. Debit air kolam yang baik 3 liter/detik, sedangkan polikultur idealnya 6-12 liter/detik. Dengan keasaman air (pH) 6,5-8, dan suhu berkisar 24-28 derajat C.
Kolam budidaya gurame terdiri dari kolam penyimpanan induk, pemijahan, pendederan, pembesaran, dan pemberokan. Kolam pembesaran berfungsi membesarkan benih. Adakalanya diperlukan juga beberapa kolam jaring berukuran 1,25-1,5 cm. Jumlah bibit yang ditebar sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
Kolam pemberokan adalah tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Kolam ini berukuran 10 x 10 m. Lebar pematang bagian atas 0,5 m, dan bagian bawah 1 m dengan ketinggian 1 m.
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet. Namun, di daerah yang sulit memperoleh pelet dapat menggunakan alternatif lain, berupa daun-daunan, seperti: pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemupukan sebaiknya dilakukan setiap kali pemeliharaan, dan pada saat kolam dikeringkan, dengan tujuan untuk meningkatkan makanan alami. Caranya, pertama-tama diberi pupuk kandang 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam. Air disisakan sedikit demi sedikit sampai ketinggian 10 cm, dan dibiarkan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan pupuk buatan (kimia), seperti TSP atau Urea, 500 gram setiap 100 m2 kolam. Pupuk ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Panen gurame tergantung permintaan konsumen. Umumnya, setelah gurame berumur 2-3 tahun. Umur 2 tahun, ukuran panjangnya mencapai 25 cm, dan berat 0,3 kg/ekor, umur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan beratnya 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.

Pembesaran Ikan Bawal Tawar


Ikan bawal air tawar saat ini banyak dipilih pembiak ikan air tawar sebagai produk unggulan. Hal ini karena selain bernilai ekonomis sebagai ikan hias, ikan bawal air tawar atau dengan nama latin (Colossoma macropomum Cuvier) juga menjadi hidangan yang sering dicari di meja makan. Bahkan permintaan yang besar dari produk ini tak hanya datang dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri. Hanya saja belum terdapat data yang pasti berapa total permintaan komoditas yang satu ini.

Jika ingin menggeluti bisnis budidaya ikan bawal air tawar ini pada dasarnya pembudidaya bisa memilih, apakah ingin budidaya benih, pembesaran, pemasaran, atau gabungan diantara pilihan tersebut. Pembesaran merupakan salah satu bagian budidaya ikan bawal air tawar yang sangat penting mempengaruhi nilai jual produk di pasaran. Secara teori khusus usaha pembesaran ikan bawal juga tergolong jenis ikan yang tidak ‘sulit’ untuk dibudidayakan. Tingkat kelangsungan hidup bawal air tawar cukup tinggi, sekitar 90%. Bahkan, ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.
Memulai bisnis budidaya pembesaran ikan bawal bisa dimulai dari skala kecil hingga besar. Untuk memulai usaha ini setidaknya dibutuhkan kolam sebagaimana ikan air tawar lainnya. Harga benih ikan bawal sendiri tergantung pada ukuran dan juga tren harga pasar yang dipengaruhi permintaan. Biasanya harga benih bawal ukuran super (bungkus rokok djarum) sekitar Rp700 per ekor. Dasar kolam sebaiknya ditambahkan kapur tohor maupun dolomit untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Selain itu, bahan lain diperlukan adalah pupuk kandang (tidak mutlak, karena bawal tetap diberi makanan tambahan).
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2. Harga Ikan Bawal Air Tawar ini bervariasi tinggal melihat jenis ikannya, bawal putih atau bawal tambak. Harga per kilogram bisa mencapai Rp15 ribu.

Kamis, 29 Juli 2010

Kolam Terpal


Membaca tulisan ”Kolam Terpal” pasti akan terbayang bahwa yang dimaksud adalah
bentuk kolam yang terbuat dari bahan terpal. Dan memang seperti itulah kolam
terpal yaitu kolam yang terbuat dari terpal yang tidak tembus air.
Kolam terpal dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan, tanaman air, penampung
air, dll. Jika dibandingkan dengan kolam semen yang pasti kolam terpal ini sangat
murah dari sisi harganya, sangat mudah dan cepat dalam pemasangannya.
Banyak peternak ikan hias dan konsumsi menggunakan kolam terpal. Termasuk
saya. Hampir semua kolam ditempat saya menggunakan kolam terpal ini

Kolam terpal dapat dipakai hingga 2thn bahkan lebih. Tergantung pemakaian.
Berdasarkan pengalaman saya bahkan hingga 3 thn kolam terpal tetap kuat dan
dapat terus digunakan.
Untuk pemasangan kolam terpal pada lantai yang tidak berupa tanah/plesteran/ubin
terlebih dahulu harus dibuat rangka kolam. Rangka kolam ini dapat terbuat dari besi
berlubang, besi berongga, kayu atau bambu. Selanjutnya kolam terpal di letakan di
dalam rangka yang sudah dibuat.
Untuk pemasangan kolam terpal pada lantai yang berupa tanah dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu dibuat rangka kolam dengan cara memasang tiang-tiang
penahan yang terbuat dari bambu/kayu kaso dimana tiang tersebut
ditancapkan kedalam tanah dengan cara di cor agar kuat dan agar tiang tidak
mudah lapuk.
2. Dibuat pagar bambu untuk menahan tiap sisi-sisi kolam
3. Selanjutnya alasi lantai sebelum kolam diletakan. Tujuannya adalah untuk
menghindari keberadaan benda-benda tajam pada lantai yang dapat merusak
kolam terpal. Untuk alas dapat menggunakan karpet, sekam padi, dll
4. Setelah itu kolam dimasukan kedalam rangka kolam yang sudah di buat
dan ikatkan pada rangka kolam
Masalah yang sering ditemukan pada kolam terpal adalah kebocoran akibat robek
pada tiap lipatan dan akibat gigitan tikus. Untuk memperbaiki kolam yang robek
dapat menggunakan lem aibon. Dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Keringkan kolam terpal
2. Amplas pada sisi-sisi bagian yang bocor lalu oleskan lem
3. Siapkan sepotong terpal untuk menambal bagian yang bocor, amplas dan
kemudian oleskan lem
4. Biarkan selama 5 menit
5. Tempelkan sepotong terpal tadi pada bagian yang bocor
6. Setelah 1 jam kolam sudah dapat digunakan kembali

Membuat Pakan Ikan sendiri


Membuat pakan sendiri,” banyak pembudidaya ikan berpikir apa bisa membuat pakan ikan sendiri untuk peliharaan ikan? Tentunya bisa. Melihat sekarang pakan atau pellet terus naik harganya dan makin tidak terjangkau para petani budidaya ikan.

Pellet ukuran 5ml, 3 ml, 1.5 ml
Meskipun beberapa pakan buatan sendiri diakui masih kurang berkualitas dari pakan buatan pabrik tapi tidak menutup kemungkinan pakan buatan sendiri lebih baik, lebih segar jika bahan-bahan pembuatan pakan tersedia dan mutu yang baik.
Pakan yang baik memenuhi nutrisi ikan.

Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan membutuhkan nilai gisi yang berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat ikan nila atau tilapia berbeda dengan ikan lele.
Ikan lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibanding dengan ikan nila, gurame, ikan mas dan sebagainya.
Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada biaya dan waktu panen yang cukup lama.

Macam-macam bentuk pellet
Sering terjadi ikan dipanen pada umur 6 bulan menjadi 8 bulan untuk ikan nila berukuran 500 gr. Karena nilai protein dan lemak serta serat yang kurang.
Kandungan nutrisi pakan ikan buatan sendiri dibagi dua bagian sesuai dengan umur ikan.
ikan nila yang berumur 1-3 bulan nilai protein antara 35%-50%.
Ikan nila yang berumur 4 bulan keatas 25%-30% . lihat table untuk lebih lanjut.
Setelah mengetahui kebutuhan ikan, kita perlu mempelajari bahan-bahan dan kandungan gisi setiap bahan yang tersedia. Hampir semua bahan dasar yang dibutuhkan dalam pembuatan pakan ikan sendiri tersedia di seluruh pelosok nusantara. Seperti, jagung, dedak kuning, tepung ikan, ampas tahu, limbah udang, bungkil, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut memiliki nilai gisi yang cukup untuk kebutuhan ikan. Lihat table1. kandungan gisi bahan-bahan pembuatan pakan.
Kandungan Protein Bahan Makanan Ikan
Nama Bahan Protein Lemak Serat
Tepung Teri 63.71 4.21 3.6
Tepung Udang 47.47 8.95 4.49
Tepung Darah 80.85 5.61 0
Tepung bekicot 39 9.33 1.05
Tepung Ikan 62.99 6.01 3.6
Tepung Kedelai 46.8 5.31 3.54
Tepung Terigu 12.27 1.16 0
Dedak Halus 13.3 2.4 9.4
Tepung Jagung 9.5 3.22 1.76
Tepung singkong 0.85 0.3 0
Bungkil Kelapa 24.0 8.0 10
Tepung Ayam Segar 15.51 0.21 0.36
Jika di daerah anda tidak memiliki satu atau dua bahan yang tertera di atas anda masih tetap bisa membuat pellet ikan, dengan tiga macam saja tentu bisa juga. Dengan memperhatikan kebutuhan ikan, maka pakan ikan dapat diupayakan. Ingat lebih baik dengan bahan tiga macam yang ketersediaannya berkelanjutan lebih baik daripada lima atau enam baham campuran yang kadang tersedia dan kadang tidak. Sebaiknya jangan membuat pakan dengan campuran bahan pakan yang terus berubah-ubah menjaga agar ikan tidak stress oleh karena perubahan bahan pembuatan pellet.
Bahan Lemak Protein Bahan/KG

Ikan 6.0 55.0 100
Dedak 2.4 13.3 100
Jagung 4.5 9.8 100
Kedelai 1.3 46.8 100
Kopra 16.7 79.4 100
Table2.
Bagaimana mencampur bahan pakan ikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan nila? Ada banyak cara untuk menghitung dan menkombinasiakan bahan pakan yang memenuhi standar yang di tentukan.
Misalnya kita akan membuat pakan dengan nilai protein 40%, lemak 5% dengan bahan yang tersedia; tepung ikan, jagung giling, dan ampas tahu
lihat contoh table formula campuran bahan pakan.
Bahan Jumlah campuran Harga Bahan Kandungan Nutrisi
% Cost (RP/100 kg) Lemak (%) protein (%)
Ikan 30.0 1.80 16.50
Dedak 0.0 0.00 0.00
Jagung 20.0 0.90 1.96
Kedelai 50.0 0.65 23.40
Kopra 0.00

Total 100 3.35 41.86
Tabel3.
Ingredient Inclution Rate Inclution Contribution to
% Cost (RP/100 kg) Lipid (%) Protein (%)
Ikan 30.0 1.80 16.50
Dedak 50.0 1.20 6.65
Jagung 20.0 0.90 1.96
Kedelai 0.00 0.00
Kopra 0.00

Total 100 Rp 3.90 25.11
Tabel4.
Contoh campuran bahan diatas hanya terdiri dari tiga bahan: tepung ikan, jagung halus, dan ampas tahu. Tentu saja anda bisa membuat dengan model campuran yang lain akan tetapi tepung ikan bahan utama yang harus ada dalam setiap pembuatan pakan ikan karena tepung ikan menimbulkan aroma yang dapat merangsang napsu makan ikan dan akan lebih baik lagi bila di tambahkan dua persen minyak ikan pada campuran pembuatan pellet ikan. Perhitungan diatas adalah perhitungan kasar. Kualitas bahan dan lain unsur lain dapat mempengaruhi nilai kandungan gisi setiap bahan.
Setelah ditentukan bahan yang akan di gunakan kita sampai pada proses pencampuran sebagai berikut;
• Sediakan tempat yang bersih untuk mengaduk sebanyak 100 kg .
• Campurkan setiap bahan yang sudah ditentukan dalam kilogram.
• Aduk sampai semua bahan sudah tercampur dengan mereta.
• Sediakan wadah untuk persiapan pencetakan bahan menjadi berbentuk pellet.
Mesin pencetak pellet ada dua macam; pencetak pellet basah dan mesin pencetak pellet kering. Biasanya mesin pencetak basah tidak bisa untuk mencetak pellet kering akan tetapi mesin pencetak pellet kering bisa mencetak pellet basah.

Gambar mesin pencetak pellet kering
Desain pencetak pellet basah umumnya lebih murah dan mesin ini banyak di buat dalam negeri oleh bengkel-benkel industri kecil tapi, ada juga diantara mereka yang memproduksi mesin pencetak pellet kering dan harganya dua sampai tiga kali lipat, karena pembuatanya lebih mahal.
Dalam proses pencetakan pellet basah hendaknya campuran air pada bahan jangan terlalu banyak atau sampai encer.
Pellet akan terbentuk jika campuran tidak encer.
Percobaan berulang-ulang akan menghasilkan takaran air yang tepat.
Tuangkan bahan yang sudah dicampur ke mesin pencetak sedikit demi sedikit untuk melihat hasil cetakan apakah sudah bagus atau belum, tambahkan air jika mesin kelihatan bekerja terlalu berat atau jika terlalu encer tambahkan bahan kering yang sudah dicampur.
Budidaya ikan nila akan lebih banyak menguntungkan jika pakan ikan dibuat sendiri. Makanan ikan merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan dalam usaha budidaya ikan.

Rabu, 28 Juli 2010

Budi Daya Sapi Potong


I. Pendahuluan.

Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal

III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK. Produk ini, khususnya produk VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
- Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah
dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K,
Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
- Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
- Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

Sementara pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi, meningkatkan ketahanan tubuh ternak, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

Sedangkan HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ternak. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak secara keseluruhan.

Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat. Caranya sebagai berikut :

1. Campurkan 1 botol VITERNA Plus (500 cc) dan 1 botol POC NASA (500 cc) ke dalam sebuah wadah khusus. Tambahkan ke dalam larutan campuran tersebut dengan 20 cc HORMONIK. Aduk atau kocok hingga tercampur secara merata.
2. Selanjutnya berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc per ekor. Interval 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER)


I. Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih

III. Kondisi Teknis yang Ideal
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
b.Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
c.Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )
01 - 07 34 - 32
08 - 14 29 - 27
15 - 21 26 - 25
21 - 28 24 - 23
29 - 35 23 - 21

d.Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

4.2. Pakan
- Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
- Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
- Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.

4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4.4. Teknis Pemeliharaan
- Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Search Powered by Google