Saya sudah lama bergelut di bidang perbenihan ikan lele. Akhir-akhir ini saya mengalami masalah kematian benih lele yang sangat tinggi secara cepat. Ciri-ciri penyakitnya adalah benih lele banyak muncul ke permukaan. Sebagian ada yang berenang berputar-putar dan menabrakkan tubuhnya ke dinding kolam. Terlihat ada bintik-bintik putih di sebagian kulit tubuhnya. Saya perhatikan biasanya terserang penyakit saat suhu dingin. Mohon saran untuk mengatasi masalah ini.
Jawab:
Pertama-tama yang harus bapak lakukan adalah melakukan identifikasi secara tepat terhadap penyakit yang menyerang benih lele tersebut. Bapak dapat meminta bantuan petugas penyuluh perikanan untuk membawa contoh ikan sakit ke laboratorium kesehatan ikan. Laboratorium ini biasanya ada di balai penelitian Kementrian Kelautan dan Perikanan atau di Perguruan Tinggi yang mempunyai jurusan perikanan budidaya.
Berdasarkan informasi yang Bapak berikan saya menduga bahwa ikan bapak terserang penyakit bintik putih (white spot disease). Biasanya disebabkan oleh protozoa Ichythyophthirius. Protozoa Ich mampu berkembangbiak dengan sangat cepat melalui pembentukan kista (cyst). Ich dewasa akan menghasilkan kista yang ditanamkan pada permukaan atau di bawah lapisan kulit ikan.
Di dalam kista ini tumbuh ratusan tomite atau makhluk bercillia (berambut) kecil-kecil. Pada saatnya kista akan pecah dan menebarkan tomite ke segala penjuru dan menyerang ikan yang ada di sekitarnya. Tomite ini akan masuk ke dalam lapisan kulit ikan (di bawah lapisan kulit ikan). Tomite akan tumbuh menjadi Ich dewasa dan melengkapi siklus hidupnya. Ich dewasa ini yang tampak sebagai bintik putih atau white spot.
Serangan Ich pada kulit akan menyebabkan kulit terasa gatal sehingga ikan cenderung menggesekkan tubuhnya pada permukaan benda kasar seperti batu atau dinding kolam. Jika Ich menyerang insang maka fungsi pernapasan ikan akan terganggu. Ikan akan muncul dan berenang lemah di permukaan air karena kekurangan oksigen dalam darah.
Kematian terjadi terutama jika protozoa ini sudah menyerang insang ikan secara intensif. Ikan akan kehilangan kemampuannya menyerap oksigen karena lamela insang dipenuhi Ich sehingga rusak. Benih ikan cenderung lebih rentan terhadap serangan penyakit ini karena kemampuannya untuk melawan yang masih lemah. Oleh karena itu kematian terbanyak dan tercepat umumnya terjadi di pusat pembenihan dan pendederan ikan.
Penanganan penyakit Ich tidak mudah karena siklus hidupnya yang mengalami beberapa fase yang berbeda. Pembasmian paling tepat dan mudah adalah pada stadia tomite atau Ich muda. Pembasmian dapat dilakukan dengan pemberian formalin hingga konsentrasi 25 ppm selama 5 hari, sesuai dengan perkiraan timbulnya tomite. Untuk membuat 25 ppm formalin maka 25 gr formalin dicampur dengan 1.000 L air. Protozoa Ich tidak dapat dibasmi pada saat stadia kista, karena tahan terhadap pengaruh bahan-bahan kimia.
Penyakit Ich menyebar dengan cepat, oleh karena itu kami sarankan agar melakukan disinfeksi pada seluruh kolam/bak pembenihan. Hal ini untuk mencegah adanya kista Ich yang tertinggal dalam kolam. Disinfeksi yang paling mudah adalah dengan melakukan pengeringan total terhadap kolam atau bak pembenihan.
Setelah itu dasar dan dinding kolam ditaburi kapur tohor (hati-hati waktu memberikan karena terasa panas di kulit tangan). Sebaiknya kegiatan produksi benih dihentikan untuk sementara waktu. Jika bapak mempunyai induk maka induk tersebut harus diberi perlakuan dengan formalin. Hal ini adalah untuk memotong siklus hidup protozoa Ich. Demikian saran kami, semoga bermanfaat.
Rubrik ini diasuh oleh PT Suri Tani Pemuka
Rabu, 11 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar