ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ITIK
1) Permodalan
a.Modal kerja
- Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000
- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp 108.000.000,-
Rp 4.000.000,-
b.Modal Investasi
- Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,-
Rp 18.000.000,-
Jumlah kebutuhan modal
Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
- Bunga (menurun) 20% /tahun
- Masa tanggung angsuran 1 tahun
- Lama kredit 3 tahun Rp 130.000.000,-
2) Biaya-biaya
a.Biaya kelancaran usaha dan lain-lain Rp 4.000.000,-
b.Biaya tetap
- Biaya pengambalian kredit:
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III
- Biaya penyusutan kandang:
- biaya penyusutan kandang tahun I
- biaya penyusutan kandang tahun II
- biaya penyusutan kandang tahun III
Rp 14.723.000,-
Rp 86.125.000,-
Rp 73.125.000,-
Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-
3) Biaya tidak tetap
a.Biaya pembayaran ransum:
- biaya ransum tahun I
- biaya ransum tahun II
- biaya ransum tahun III
Rp 245.700.000,-
Rp 453.600.000,-
Rp 453.600.000,-
b.Biaya pembayaran itik siap produksi:
- pembayaran tahun I
- pembayaran tahun II
- pembayaran tahun III
Rp 108.000.000,-
-
-
c.Biaya pembayaran obat-obatan:
- biaya pembayaran obat-obatan tahun I
- biaya pembayaran obat-obatan tahun II
- biaya pembayaran obat-obatan tahun III
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
Rp 2.457.000,-
Rp 4.536.000,-
Rp 4.436.000,-
4) Pendapatan
a.Penjualan telur tahun I Rp 384.749.920,-
b.Penjualan telur tahun II Rp 615.600.000,-
c.Penjualan telur tahun III Rp 615.600.000,-
d.Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- Rp 5.700.000,-
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.
11.DAFTAR PUSTAKA
1.Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
2.Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999
3.Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361